INGREDIENT'S #7
1. CINNAMON
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas.
Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
ASAL USUL
Spices dan Herbs atau singkatnya disebut rempah sudah dikenal manusia beberapa ribu tahun sebelum Masehi, tepatnya tahun 2600 - 2100 SM (Sebelum Masehi). Di Mesir, "Kayu Manis" (Cinnamon) dimnfaatkan untuk membalsam mayat raja-raja yang akan dijadikan mumi. Namun, sejarah menyatakan bahwa "Kayu Manis" sudah masuk Mesir dan Eropa sekitar abad ke 5 Sebelum Masehi. Bangsa Saba bertanggung jawab atas berlangsungnya perdagangan "Kayu Manis" dari India dan Srilanka (Ceylon) ke negara Arab bagian Selatan. Pedagang Saba saat itu masih menyembunyikan asal-usul tanaman ini.
Beberapa tehun setelah 2100 SM, Mesir mengimport "Kayu Manis" dari Cina dan Asia Selatan khusus untuk membalsam mayat-mayat raja. Memang, untuk membuat mumi, selain "Kayu Manis" juga dimanfaatkan jenis rempah lain yang wangi, misalnya cumin (Cumimum cymmimum), anis (Anijs pimpinella anisum L.), dan majoraan (Origanum vulgaris L.).
ada sekitar tahun 40 sesudah Masehi, Hippalus, seorang pedagang Yunani menyadari bahwa setiap tahun arah angin berhembus dari Timur ke Barat atau sebaliknya pada bulan-bulan tertentu. Angin tersebut yang kini disebut angin musim dimanfaatkan penjelajah untuk ke Timur, yaitu dari Laut Merah menuju India. Daerah pantai Barat India, yaitu Malabar, sangat kaya dengan jenis rempah. Aktivitas pedagang Yunani tersebut disusul oleh pedagang Romawi sehingga perdagangan rempah di belahan dunia Barat semakin ramai.
Dengan semakin ramainya perdagangan rempah akhirnya pemanfaatan rempah pun menjadi meningkat. Kalau sebelumnya hanya dimanfaatkan untuk pembuatan mumi maupun untuk keperluan religius, akhirnya pada sekitar tahun 40 Masehi tersebut pemanfaatannya semakin meningkat, yaitu untuk keperluan penambah cita rasa makanan. Hal ini didukung oleh sebuah buku tentang seni memasak yang ditulis oleh seorang ahli masakan berbangsa Romawi, yaitu Apicius. Dalam buku tersebut dicantumkan tentang penggunaan rempah dari Asia untuk masakan berselera tinggi.
Peranan pedagang Romawi memperdagangkan rempah akhirnya bangkrut setelah pedagang Arab dalam mengembangkan agama Islam menundukkan kerajaan Romawi. Kota Aleksandria diduduki tentara Islam pada tahun 641 Masehi. Saat itulah praktis perdagangan rempah antara Timur dan Barat berakhir. Pada abad ke-12, perdagangan rempah dinyatakan ramai kembali.
Pada abad ke-16 bangsa Portugis berlayar ke India yang merupakan sumber segala jenis rempah dan berusaha menguasai perdagangan. Namun, sekitar 100 tahun kemudian, yaitu tahun 1656, perdagangan rempah termasuk "Kayu Manis", diambil alih bangsa Belanda. Hasil "Kayu Manis" dari Srilanka sangat populer di Belanda dengan nama Canel. Kata 'Canel' berasal dari kata 'Cana' yang berarti pipa. Oleh karena bentuknya tersebut sehingga pipa kulit yang berdiameter kecil dapat masuk ke dalam pipa berdiameter lebih besar.
Untuk dapat lebih menguasai perdagangan "Kayu Manis" akhirnya Bangsa Belanda membentuk organisasi perdagangan dengan nama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagni). Nama VOC sendiri hingga kini masih tergores dalam benak setiap rakyat Indonesia.
"Kayu Manis" yang semula merupakan tanaman hutan akhirnya diusahakan penanamannya oleh bangsa Belanda menjadi lebih teratur dalam bentuk perkebunan di Srilanka (1770). Tahun 1796, monopoli Belanda dalam perdagangan "Kayu Manis" diambil alih bangsa Inggris.
Di Indonesia, tanaman "Kayu Manis" dari Srilanka (Cinnamomum zeylanicum) didatangkan ke Pulau Jawa tahun 1825 yang kemudian menyebar ke India Selatan, Madagaskar, hingga Brazil. Walaupun demikian, hasil kulit "Kayu Manis" dari Srilanka masih tetap terkenal karena kualitasnya melebihi hasil dari negara lain.
Pada hakekatnya, lama sebelum bangsa Belanda merajai perdagangan "Kayu Manis", sudah ada dua jenis kulit "Kayu Manis" yang dihasilkan oleh dua jenis tanaman yang berbeda. "Kayu Manis" dari India Selatan dan Srilanka berasal dari Cinnamomum zeylanicum, sedangkan dari Vietnam Selatan dan Himalaya Timur berasal dari Cinnamomum cassia. Dibanding Cinnamomum zeylanicum kulit dari Cinnamomum cassia masih lebih kasar dan tebal serta aroma lebih tinggi karena kadar minyak atsirinya lebih tinggi. Hanya saja kualitasnya tidak setinggi minyak atsiri dari Cinnamomum zeylanicum. Dalam perdagangan, kulit bagian luar Cinnamomum zeylanicum dibuang, sedangkan Cinnamomum cassia dipertahankan.
Kalau pedagang kulit "Kayu Manis" di dunia Barat hanya mengenal kedua jenis "Kayu Manis" tersebut hingga sebelum tahun 1800-an. Di Indonesia sendiri sudah ada jenis "Kayu Manis" lain, yaitu Cinnamomum burmanni. Jenis "Kayu Manis" yang brbeda dengan Cinnamomum zeylanicum dan Cinnamomum cassia, ini benar-benar merupakan tanaman asli Indonesia. Cinnamomum burmanni merupakan tanaman hutan di Sumatera Barat. Hingga kini Cinnamomum burmanni masih tetap merupakan penghasil kulit dengan nama 'padang kaneel'. Ada juga yang menamakan kulit "Kayu Manis" tersebut dengan 'cassiavera'. Kualitas kulit "Kayu Manis" dari Padang tersebut memang masih jauh di bawah kualitas "Kayu Manis" Srilanka.
Selain Cinnamomum burmanni, Indonesia pun masih memiliki beberapa jenis tanaman dari keluarga Cinnamomum. Hanya saja kualitas kulitnya masih lebih rendah dibanding Cinnamomum burmanni. Cina dan Vietnam pun mengeksport "Kayu Manis" dari jenis Cassia lignea dan Cassia Cina, tetapi kualitasnya masih di bawah cassavera.
Memang bukan hanya di Sumatera Barat saja, daerah lain di Indonesia seperti Jawa, Flores, Timor, Bali, Sulawesi dan Sumatera (selain Sumatera Barat) pun dapat dijumpai tanaman Cinnamomum burmanni ini. Selain terdapat di hutan sebagai tanaman liar, tanaman ini pun banyak ditanam di kebun dan tegalan, baik sebagai tanaman perkebunan maupun tanaman pagar.
KARAKTERISTIK
· Kayu manis ini memiliki tinggi sekitar 8 meter hingga dengan 10 meter.
· Pada bagian daunnya berwujud lonjong dan juga agak runcing terhadap bagian ujungnya.
· Memiliki tulang daun sekitar 3 hingga 5.
· Daun berwarna kemerah-merahan terhadap selagi daun kayu manis masih muda dan jikalau daunnya sudah tua akan berwarna hijau tua.
· Pada bagian daun yang sudah tua terhadap bagian tulangnya akan keluar pucat dan terhadap bagian bawahny berwarna putih.
· Memiliki bunga kecil-kecil yang baunya tidak cukup sedap, dan tangkai terhadap bunga selanjutnya berwarna putih.
· Memiliki buah layaknya telur dan kelopaknya besar.
MANFAAT UNTUK MAKANAN
Di dunia masak memasak, kayu manis paling utama digunakan sebagai penambah rasa dan wnagi makanan. Menghilangkan bau amis atau bau tak sedap pada bahan makanan dan menciptakan rasa sedap. Begitu pula untuk minuman herbal, kayu manis akan memberi wangi yang hangat dan menyegarkan.
MANFAAT UNTUK KESEHATAN
Kayu manis banyak digunakan dalam pengobatan alternatif. Biasanya diseduh atau direbus uantuk melegakan tenggorokan, batuk dan pilek. Kayu manis membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi kram karena menstruasi. Bahkan digunakan untuk menjaga kadar gula darah pada penderita diabetes.
KANDUNGAN GIZI
KANDUNGAN GIZI
Bay Leaf/100 g
|
Kalori (kcal)247
|
Jumlah Lemak 1,2 g
Lemak Jenuh 0,3 g
Lemak tak jenuh ganda 0,1 g
Lemak tak jenuh tunggal 0,2 g
|
Kolesterol 0 mg
|
Natrium 10 mg
|
Kalium 431mg
|
Jumlah Karbohidrat 81 g
|
Serat pangan 53 g
Gula 2,2g
|
Protein 4 g
|
Vitamin A 295 IU Vitamin C 3,8 mg
|
Kalsium 1,002 mg Zat Besi 8,3 mg
|
Vitamin D 0 IU Vitamin B6 0,2 mg
|
Vitamin B16 0 mg Magnesium 60 mg
|
2. Cloves
Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
ASAL USUL
Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih Pala dan Merica sangatlah mahal pada zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab pada abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultan Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas.
Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.
KARAKTERISTIK
Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.
MANFAAT UNTUK MAKANAN
Dalam masakan, cengkeh umumnya digunakan sebagai penambah aroma seperti pada gulai, kari, nasi kebuli, dan sebagainya. Masakan timur tengah banyak mengandung cengkeh sebagai penambah aroma. Tidak hanya itu saja, cengkeh juga dapat dijadikan hiasan misalnya pada kue nastar, bolu, dan sebagainya.
MANFAAT UNTUK KESEHATAN
Cengkeh memiliki khasiat yang mengejutkan. Dalam bahan pangan sekecil cengkeh terkandung banyak zat-zat bermanfaat seperti zat anti inflamasi, antibiotik, dan minyak esensial. Cengkeh bermanfaat untuk mengobati sakit gigi, mencegah radang, dan menjaga sistem pencernaan. Cengkeh juga berguna layaknya rempah-rempah lain yaitu menghangatkan tubuh. Cengkeh juga bisa mengatasi sinusitis dan membantu merangsang keluarnya lendir yang tertahan. Cengkeh juga baik untuk kecantikan misalnya menghilangkan flek pada wajah dan menyembuhkan peradangan akibat jerawat.
KANDUNGAN GIZi
KANDUNGAN GIZI
Cloves/100 g
|
Kalori (kcal) 22
|
Jumlah Lemak 0,06 g
Lemak Jenuh 0 g
Lemak tak jenuh ganda 0,04 g
Lemak tak jenuh tunggal 0,02 g
|
Kolesterol 0 mg
|
Natrium 4 mg
|
Jumlah Karbohidrat 2,7 g
Serat 1,6 g
Gula 0,3 g
|
Kalium 249 mg
|
Serat pangan 26 g
|
Protein 3,2 g
|
Vitamin A 5.275 IU Vitamin C 18 mg
|
Kalsium 117 mg Zat Besi 3,2 mg
|
Vitamin D 0 IU Vitamin B6 0,2 mg
|
Vitamin B16 0 mg Magnesium 64mg
|
3. Nutmeg
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.
ASAL USUL
Menjelang abad ke-6, rempah-rempah ini sudah mencapai Byzantium, 12 ribu kilometer jauhnya dari Banda. Pada tahun 1000 M, seorang dokter dari Persia, Ibnu Sina menulis tentang "jansi ban", atau "kacang dari Banda" . Para pedagang Arab sudah begitu lama memperdagangkannya dan mengirimnya ke Venesia untuk kemudian dikirim dan dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa. Harganya fantastis. Pada abad ke-14, di Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala, dihargai setinggi "Seven Fat Oxen", atau "Tujuh Sapi Jantan Dewasa yang Gemuk".
Tak bisa dipungkiri, perburuan akan asal-usul Pala ikut mendorong terbentuknya dunia perdagangan modern. Pada 1453, Kekaisaran Turki Usmani menyerang dan mengalahkan Konstantinopel (kini Istanbul), dan mengembargo perdagangan yang melewati daerah baru kekuasaannya dimana selama ratusan tahun sebelumya, para pedagang Arab melewatinya untuk mengirim Pala ke Venesia. Embargo ini kemudian menghentikan suplai Pala ke Eropa.
Inilah yang membuat para pedagang dan pengembara lautan Eropa mencari sendiri asal-usul buah Pala yang selama ini sering disebut sebagai Fabled Land, atau negeri dongeng, melalui rute ke timur.
KARAKTERISTIK
Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
MANFAAT UNTUK MAKANAN
Untuk urusan kuliner, pala tidak perlu dipertanyakan lagi. Pala terbukti menambah aroma dan rasa rempah yang kuat dalam masakan. Contoh masakan menggunakan pala adalah bakso, sop, rolade, patty, dan sebagainya. Pala juga terkadang digunakan untuk menghangatkan tubuh dengan ditambahkan dalam minuman hangat berempah. Pala berkhasiat pula untuk menghilangkan bau tidak sedap dalam bahan masakan misalnya ikan.
MANFAAT UNTUK KESEHATAN
Pala mengandung zat kalsium dan magnesium yang bagus untuk perkembangan tulang dan membantu menjaga kesehatan organ-organ tubuh. Pala berfungsi sebagai penghangat tubuh dan menjaga metabolisme serta membantu proses detoksifikasi alami. Saat ini, pala juga sedang diteliti dan dikembangkan sebagai penghambat sel kanker darah karena mengandung semacam minyak esensial. Pala juga baik untuk kesehatan kulit dan menjaga sirkulasi darah.
KANDUNGAN GIZI
KANDUNGAN GIZI
Nutmeg/100 g
|
Kalori (kcal) 524
|
Jumlah Lemak 36 g
Lemak Jenuh 26 g
Lemak tak jenuh ganda 0,4 g
Lemak tak jenuh tunggal 3,2 g
|
Kolesterol 0 mg
|
Natrium 16 mg
|
Jumlah Karbohidrat 49 g
Serat 21 g
Gula 28 g
|
Kalium 50 mg
|
Serat pangan 26 g
|
Protein 6 g
|
Vitamin A 102 IU Vitamin C 18 mg
|
Kalsium 184 mg Zat Besi 3 mg
|
Vitamin D 0 IU Vitamin B6 3 mg
|
Vitamin B16 0 mg Magnesium 183 mg
|
Komentar
Posting Komentar