Sejarah Beberapa Makanan Yang Berbahan Dasar Mie
1.
Ramen
Mie ramen yang populer sebagai salah satu
hidangan khas Jepang ternyata memiliki sejarah yang unik dan dapat disaksikan
di Instant Ramen Museum.Mie ramen yang populer sebagai salah satu hidangan khas
Jepang ternyata memiliki sejarah yang unik dan dapat disaksikan di Instant
Ramen Museum.
Jepang terkenal sebagai salah satu negara
Asia yang menjadi surga bagi pecinta kuliner. Beragam makanan khas Jepang
seperti sushi, takoyaki, dan shasimi tentu sudah tak asing lagi bagi lidah
orang Indonesia.Animo masyarakat akan kuliner khas Jepang menjadi cikal bakal
berdirinya resto-resto khas Jepang di beberapa kota besar di Indonesia. Salah
satu makanan khas Jepang yang populer di Indonesia saat ini adalah mie ramen.
Mie ramen pertama di dunia diciptakan pada
tahun 1910 di Jepang. Kala itu seorang koki China di restoran Rairaikan Tokyo
mencoba membuat sebuah signature dish yang terdiri dari kaldu dan mie China
yang berwarna kuning dan bertekstur elastis.Mie China yang saat itu digunakan
sang koki memiliki tekstur yang lebih elastis bila dibandingkan dengan mie
ramen saat ini.
Hal ini karena sang koki menambahkan sodium
karbonat ketika membuat adonan mie.Hidangan ini kemudian populer dan dinamakan
shina soba. Kata shina sendiri terdengar seperti pengucapan kata “China” , dan
kata soba yang berarti mie soba. Kendati demikian, komposisi shina soba ini
berbeda dengan komposisi soba Jepang, yakni pada penggunaan gandum sebagai
bahan baku pembuatannya.
Beberapa tahun kemudian kepopuleran shina
soba mulai meluas dan membuat semua restoran Jepang berkreasi membuat hidangan
shina soba dengan bahan-bahan khas lokal.Keadaan politik dunia serta kekalahan
Jepang pada Perang Dunia ke II ternyata turut mempengaruhi perkembangan shina
soba sebagai cikal bakal mie ramen modern.Saat itu penggunaan kata shina
dianggap sebagai simbol agresi imperialis serta dianggap sebagai sebuah bentuk
penghinaan rasis yang mengerikan.
Jadilah pada saat itu kata shina soba diganti
menjadi kata Chuka Soba.Penggunaan kata Chuka Soba ini tidak bertahan lama
karena setelah 1958, sebuah perusahaan mie instan ternama di Jepang
mengeluarkan sebuah produk Chuka Soba pertama dalam bentuk instan yang diberi
nama Chikin Ramen.Pemilihan kata ramen sendiri berasal dari bahasa China “la”
yang artinya menarik, dan “mien” yang artinya mie. Jadi, kata ramen digunakan
untuk menggambarkan sebuah produk kuliner berupa mie yang cara pembuatannya
harus melalui proses tarik menarik adonan.
Museum mie ramen instan di Jepang Kini semua
kisah menarik seputar sejarah mie ramen instan dapat Anda temui langsung di
Instant Ramen Museum. Museum unik yang terletak di daerah Tokyo dan Osaka ini
menyajikan banyak cerita seputar perkembangan mie ramen instan sejak tahun 1958
hingga saat ini.
Tak hanya itu, Anda juga bisa berkreasi
dengan desain kemasan cup noodle pada media yang telah disediakan.Setelah puas
mendesain kemasan mie instan, Anda dapat mengisi cup noodle tersebut dengan
mie, bumbu dan bahan pelengkap sesuai selera.Jadi, bagi Anda para pecinta
kuliner, jangan sampai melewatkan kisah di balik terciptanya ramen.
Berkunjung ke Instan Ramen Museum merupakan
salah satu agenda wisata yang akan menambah pengetahuan Anda seputar dunia
kuliner. Namun jika food lovers ingin menikmati ramen tanpa harus jauh jauh
pergi ke jepang, food lovers bisa mampir ke Food Centrum yang terletak di
sunter Jakarta utara.
2.
Pad Thai
Beragam variasi mie dikenal di Asia. Seperti
Pad Thai khas Thailand. Sajian mie goreng yang diberi bumbu dan rempah yang unik.
Mie, udang kering, sayuran, dan lemon yang berpadu di dalamnya.
Menurut catatan sejarah, Pad Thai atau Kway
Teow Pad Thai sebenarnya bukan sajian asli Thailand. Mie sebagai bahan utamanya
bukanlah makanan yang berasal dari negeri gajah putih ini, namun pengaruh dari
Tiongkok.
Menu ini tergolong lengkap dan mengenyangkan.
Selain mie ada udang, tauge, lobak, kacang, dan telur dadar. Rasa manis, gurih,
dan sedikit asam dari jeruk lemon berpadu serasi. Dahulu, Pad Thai lebih sering
hadir sebagai makanan kaki lima dan disajikan di atas daun pisang dan koran.
Kabarnya, sebelum tahun 1940-an, Pad Thai
belum terkenal seperti sekarang. Menjadi populer ketika seorang Plaek
Pibulsongkram yang diketahui sebagai diktator Thailand dari tahun 1938 - 1944
dan 1948 – 1957 memutuskan bahwa Thailand membutuhkan mie untuk memajukan
industri dan ekonomi.
Setelah mengganti nama Siam menjadi Thailand,
ia juga mengganti kebiasaan orang Thailand memakai tangan untuk makan dengan
menggunakan sendok dan garpu. Selain itu, ia memperkenalkan Pad Thai, menu
buatan rumahnya untuk dinikmati masyarakat Thailand. Mengonsumsi Pad Thai pada
zaman itu adalah suatu tindakan patriotik. Hebatnya tetap dipertahankan
masyarakat Thailand hingga sekarang.
Pemilihan mie dalam Pad Thai karena banyaknya
keturunan Tiongkok yang ada di Thailand. Wujud Pad Thai juga hasil campuran
dari berbagai bangsa. Mie yang digunakan mirip seperti Pho atau mie khas
Vietnam. Sedangkan, Pad Thai juga menggunakan asam seperti makanan khas India.
Walau masyarakat Thailand kelihatan dipaksa
untuk mengonsumsi makanan ini, namun Pad Thai berhasil menjadi hidangan khas.
Plaek Pibulsongkram telah tiada, Pad Thai masih dinikmati di Thailand, bahkan
tersebar ke seluruh dunia.
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak
orang yang membuat Pad Thai dengan teknik dan tampilan yang lebih praktis dan
sederhana. Penjaja kaki lima juga menyediakan Pad Thai sebagai menu andalan.
Pada tahun 2011, Pad Thai masuk ke dalam
jajaran makanan paling enak sedunia di dalam jajak pendapaf CNN Go. Bila Anda
ingin membuat Pad Thai, klik saja resepnya di sini.
3.
Mie Ayam
mie ayam sendiri
adalah makanan hasil akulturasi budaya yang dilakukan oleh nenek moyang kita.
Mie ayam pada awalnya berasal dari Tiongkok Selatan sekitar daerah pelabuhan di
Fujian dan Guandong. Pada tahun 1870, Pemerintah Hindia Belanda melakukan
politik keterbukaan di daerah jawa, efek dari politik keterbukaan tersebut
menyebabkan adanya imigran dari Tiongkok dan Arab. “Vreemde Oosterlingen”
itulah sebutan Hindia Belanda bagi orang yang bermukim Jawa dan merupakan
penduduk timur asing.
Karena politik keterbukaan, banyak sekali
orang asing yang bekerja di Jawa. Penduduk yang paling banyak di Jawa adalah
mereka orang asing yang berasal dari Tiongkok Selatan. Dengan banyaknya orang
Tiongkok yang bekerja di Jawa, membuat prefensi selera makan penduduk yang
tinggi. Selain itu juga, orang Tiongkok terkenal dengan menikmati hidupnya
untuk makan seenaknya setelah bekerja seharian penuh. Karena filosofi dan rasa
kangen dengan daerah mereka yang terkenal dengan mie itu, maka mereka membuat
makanan legendaris yaitu mie ayam.
Terbentuknya dan berkembangnya mie ayam tidak
terlepas dari perkembangan makanan yang di masa tersebut termasuk makanan yang
populer yaitu “Caudo”. Bagi masyarakat jawa, caudo sering disebut dengan soto.
Caudo sendiri mulai masuk dan berkembang di nusantara terutama di pesisir Jawa
setelah terjadinya Perang Diponegoro pada tahun 1825 sampai 1830. Pada
awal perkembangannya, caudo atau soto hanya dikenal di Lamongan dan Kudus.
Jenis soto pada daerah Lamongan dan Kudus adalah soto yang memiliki kuah
bening. Kuah bening dari soto Lamongan dan Kudus mengambil filosofi dari
“wening ing ati” atau bening di hati. Tetapi karena perkembangan selera makan
masyarakat, soto Lamongan dan Kudus meninggalkan kuah bening tersebut, pada
penjual menambahkan beberapa bumbu khas semisal koya dan ebi yang menyebabkan
kuah soto menjadi kuning dan kental.
Komsumsi soto Lamongan dan Kudus semakin
besar terjadi pada tahun 1932 saat terjadinya pemogokan buruh kereta api di
Surabaya. Karena peminat soto yang banyak, soto mulai berkembang pada
kampung-kampung kecil. Pernah dengar Soto Sulung? atau Soto Ambengan? nama dari
soto-soto tersebut adalah nama kampung di Surabaya. Mereka meracik soto dengan
bumbu-bumbu yang menjadi ciri khas dari masing-masing kampung tersebut. Selain
soto yang bernama khas Surabaya ada juga Soto Madura. Soto Madura adalah soto
yang awal mulanya diracik oleh para peranakan Tiongkok di Surabaya, orang yang
membantu dalam memasak dan meracik soto tersebut adalah orang berketurunan
Madura. Setelah mereka mendapatkan ilmu yang cukup, mereka mendirikan usaha
sendiri dan menamakan Soto Madura.
Pada tahun 1880, makanan soto mulai menurun
popularitasnya. Pada suatu acara Cap Go Meh di daerah Semarang, para peranakan
elite yang disebut Kong Koan mengundang para ahli masak masakan Tiongkok untuk
diadu kemampuannya. Masakan yang disajikan haruslah berbahan dasar mian (mie)
yang berasal dari tepung terigu maupun tepung beras, mifen (bihun), mian xian
(misoa), lumian (lomi), dan guotiao (kwetiau). Selain mie, para ahli masak juga
menyajikan makanan pendamping yaitu bianshi atau pangsit. Adu kemampuan ini
juga diisi dengan kemampuan para ahli masak untuk memasak dan menyajikan
jenis-jenis tim sum (dim sum) seperti ruo bao (bakpao), ruo zong (bacang),
nunbing (lumpia). Dari perlombaan tersebut yang memenangkan untuk masakan mie
adalah orang pernakan Batavia dan yang memanangkan masakan Tim Sum adalah
seorang ibu-ibu peranakan Tiongkok dari Bandung.
Inilah yang menyebabkan kalau masakan yang
berbahan dasar tepung dan berbentuk mie dikuasai oleh orang-orang yang berasal
dari Jakarta, dan terbentuklah makanan Mie Ayam Jakarta. Sedangkan untuk makanan
yang sifatnya dikukus atau tim sum dikuasai oleh orang-orang yang berasal dari
Bandung, nah karena ini pula terciptanya sebuah makanan ringan yang fenomenal
yaitu siomay bandung yang enak itu
Perkembangan dan popularitas dari masakan
khas Tiongkok pada masa tersebut juga disaingi oleh masakan bergaya Arab. Pusat
dari perkembangan masakan bergaya Arab ini ada di Solo dan Semarang tapi yang
paling terkenal ada di daerah Solo. Tidak seperti masakan Tiongkok yang banyak
pilihannya dan menjadi ikonik di negeri ini, masakan Arab yang bisa kita
nikmati dan merakyat hanya ada Tongseng dan Gulai. Para jagoan dan ahli masak
masakan Arab bukanlah mereka peranakan Arab tetapi orang asli keturanan Jawa
yang berasal dari kawasan Karanggede, yaitu wilayah utara Solo dekat dengan
Boyolali.
Pada tahun 1950-an masakan Arab mengalami
penurunan yang kemudian diganti dengan popularitas masakan Padang. Masakan
Padang sendiri mulai berdiri di Jawa pada tahun 1950-an. Wilayah Pasar Senen
adalah kawasan pusat dari orang-orang dan pedagang dari Minang. Orang minang
sendiri tidak hanya terkenal yang dengan masakan yang serba gurih, asin, dan
pedas, tetapi juga pintar dalam berkata-kata. Mereka (Orang Minang) mendirikan
sebuah komunitas yang bernama Komunitas Gelandangan Senen. Komunitas ini adalah
tempat berkumpulnya para penyair, seniman, dan pujangga. Banyak tokoh seniman
yang kita kenal berasal dari komunitas ini, contohnya: Chairil Anwar,
Djamalludin Malik, Sukarno M Noor, Adam Malik, dan terkadang ada juga Tan
Malaka.
Saat para seniman seperti Chairil Anwar, Adam
Malik, dan Djamalludin Malik sudah menjadi orang yang populer, para pedagang di
Pasar Senen membuat sebuah jaringan warung masakan padang dengan nama “Salero
Bagindo” dan pada tahun 1970-1980 menjadi penguasa jaringan masakan padang di
kawasan Jakarta Pusat. Semenjak populernya masakan padang “Salero Bagindo”
menyebabkan para pedagang masakan kecil dari beberapa wilayah, seperti Pariaman
yang terkenal dengan satenya, Solok yang terkenal dengan ayam bakaranya, dan Bareh
Tanamo.
Dari semua makanan diatas, mie ayam adalah
salah satu primadona masyarakat Indonesia. Cita rasa mie ayam yang khas dan
teksture mie yang disajikan telah menjadi ciri khas dari makanan Indonesia. Mie
ayam juga tidak hanya merambah kalangan bawah saja, tetapi kalangan atas pun
tidak luput untuk dijangkau oleh jenis makanan ini.
4.
Mie Soba
Soba (蕎麦 atau そば?) adalah
salah satu jenis mi Jepang yang dibuat dari tepung gandum
kuda. Dalam bahasa Jepang, tumbuhan serealia gandum kuda juga
disebut "soba". Selain itu, istilah "soba" juga bisa
berarti mi telur asal Cina yang dimasak menjadi yakisoba
atau ramen.
Orang
Jepang mempunyai tradisi memakan soba di malam tahun baru. Soba yang
dimakan di malam tahun baru disebut toshikoshi-soba(soba melewatkan tahun).
Selain itu juga terdapat tradisi memakan soba sewaktu baru pindah rumah. Soba
yang dimakan untuk merayakan tempat tinggal yang baru
disebut hikkoshi-soba (soba pindahan).
Pembuatan
mi dari tepung gandum kuda baru dimulai sejak abad ke-16 atau abad ke-17.
Sebelumnya, tepung gandum kuda hanya dinikmati sebagai sobagaki, tepung
diencerkan dengan air panas dan dibentuk seadanya.
Di
zaman dulu, mi dari tepung gandum kuda disebut sobakiri. Catatan tertua tentang
tepung gandum kuda yang dibuat mi (sobakiri) tertulis dalam buku catatan kuil Jōshō-ji, desa Ōkuwa, Prefektur Nagano.
Sewaktu kuil selesai dipugar tahun 1574, "sobakiri" termasuk ke
dalam daftar barang sumbangan yang diterima untuk penyelenggaraan selamatan.
Soba-ya (蕎麦屋 penjual
soba?) adalah sebutan untuk rumah makan yang khusus menyajikan soba,
tetapi sekaligus bisa juga menyajikan udon. Soba yang harganya murah
sangat digemari penduduk Edo. Soba-ya mulai dikenal sejak
pertengahan zaman Edo, karena pedagang kaki lima banyak yang
membuka warung soba setelah dilarang berdagang secara kakilima. Pada
tahun 1686, Keshogunan Edo melarang pedagang kakilima seperti
pedagang soba dan udon berkeliling membawa kompor.
Di
berbagai stasiun kereta api di Jepang sekarang bisa ditemui
warung tachigui-soba sebagai penerus tradisi soba kakilima.
Warung-warung seperti ini mengharuskan orang makan berdiri karena tidak
menyediakan kursi untuk duduk.
Sebagian
besar penjual soba juga mempunyai layanan pesan antar yang sudah dikenal
sejak zaman Edo. Di zaman dulu, pengantar soba mengantarkan pesanan dengan
berjalan kaki atau kalau perlu sambil berlari. Soba dibawa di dalam kotak kayu
yang disebut Okamochi, dan pembayaran dilakukan kemudian sewaktu mengambil
piring atau mangkuk yang sudah kosong.
Seusai Perang
Dunia II, pengantar soba mulai menggunakan sepeda atau sepeda
motor. Tumpukan kotak soba yang ada di pundak dipegangi dengan sebelah tangan,
sementara tangan yang sebelah lagi memegangi stang. Setelah diciptakannya
"nampan stabil" yang dipasang di atas boncengan sepeda atau sepeda
motor, tumpukan piring soba tidak lagi terjatuh, dan mangkuk berkuah tidak lagi
tumpah sewaktu pengemudinya berbelok.
5.
Sohun
Sohun atau soun (suun)
adalah mi halus yang dibuat dari pati. Setelah direbus atau
direndam, sohun berwarna bening, bertekstur kenyal, dan memiliki permukaan yang
licin. Di antara berbagai jenis pati yang bisa dijadikan bahan baku adalah
pati kacang hijau, umbi (kentang,ubi
jalar, tapioka), sagu, aren, dan midro (ganyong).
Sohun berbeda dari bihun.
Dijual
dalam keadaan kering dan terlipat seperti sarang burung, sohun direbus
atau direndam hingga agak lunak sebelum digunakan untuk berbagai masakan tumis
dan sup. Sohun hampir-hampir tidak memiliki rasa, namun
menyerap kaldu dan rasa bahan-bahan lain yang dimasak bersamanya.
Tanpa direndam air lebih dulu, sohun bisa langsung digoreng hingga garing, dan
dipakai sebagai alas atau penghias makanan.
Geliat
kemajuan desa Manjung sebenarnya sudah mulai sejak tahun 1970 an. Adalah Bp.
Somosuwito warga desa yang mengabdi pada seorang Cina di kota Klaten pemilik
perusahaan soon. Saat itu tahun 1960 Bp. Somo sebagai pegawai di sana dan
dengan kegigihannya beliau mengusai teknis pembuatan soon. Maka pada tahun 1965
Bp.
Somo
memulai usahanya membuat mi soon dengan alat seadanya. Dinamika seorang usaha
telah dialaminya, mulai dari kesulitan mendapatkan bahan baku, kegagalan
produksi, sulitnya memasarkan produk sampai kritik pedas di media massa bahwa
soonnya tidak higienis karena ketika itu proses pengadukan adonan bahan baku
menggunakan kaki. Sebagaimana layaknya seorang wirausahawan, pak Somo dan
beberapa kawan yang telah ikut-ikutan memproduksi soon mempunyai pandangan hidup
yang jelas yaitu: kegagalan itu sebenarnya hanya kesuksesan yang tertunda. Jadi
kegagalan-kegagalan selalu dijadikan bahan pelajaran dan kritikkan dari
siapapun diterima demi kemajuan usahanya.
Juga
dikenal sebagai mie Hokkian, hidangan mi goreng ini disiram dengan kaldu
aromatik yang terbuat dari tulang babi dan kepala udang.
Hidangan
mi yang memanjakan lidah ini – perpaduan mi kuning dan bihun tebal –
berisi udang yang berair, cumi-cumi, potongan perut babi, telur, dan lemak perut
babi goreng renyah (opsional) yang membuatnya terasa makin lezat. Mie Hokkian
disajikan dengan sambal cabai dan perasan air jeruk nipis yang memperkuat
citarasa.
Seperti
yang disiratkan namanya, Hokkien Prawn Mee adalah hidangan kreasi orang
Hokkian. Namun asal-usulnya agak membingungkan.
Ada
yang bilang sajian ini awalnya dikenal sebagai Rochor mee karena pertama kali
dijual di Rochor Road. Pelaut Hokkian yang pernah bekerja di pabrik-pabrik mi
di Singapura pasca-perang akan bergerombol di Rochor Road pada malam hari untuk
menggoreng kelebihan mi dari pabrik di atas kompor arang. Ada yang menunjukkan
bahwa warung di samping 7th Storey Hotel dekat Rochor Road-lah yang pertama
kali mengkreasi hidangan ini.
Namun
sebagian berpendapat bahwa Rochor Mee adalah tafsiran Peranakan atas hidangan
ini, yang dimasak dengan lebih banyak kuah dan dipadu dengan sambal – versi
yang lebih umum saat ini. Mie Hokkian asli semestinya digoreng hingga kering
dan dimakan dengan irisan cabai merah.
Namun,
terlepas dari cerita mana pun yang benar, Anda wajib tahu bahwa sajian mi yang
biasanya dihidangkan di pusat jajanan ini luar biasa lezatnya.
Sumber
: http://www.visitsingapore.com/id_id/dining-drinks-singapore/local-dishes/hokkien-prawn-mee/
7. Pho
Phở
dengarkan (bantuan·info) (pho) adalah masakan mi
sapi dari Vietnam. Makanan ini berasal dari Hanoi dan
menyebar ke selatan hingga ke Kota Ho Chi Minh, dan ke seluruh dunia.
Mi
untuk phở disebut bánh phở,
dibuat dari tepung beras. Setelah mi dan taugediletakkan di
dalam mangkuk, di atasnya diletakkan irisan daging ayam atau
irisan tipis daging sapi (mentah atau matang sesuai selera). Bila
irisan daging sapi mentah yang digunakan, siraman kuah panas membuat irisan
daging menjadi matang. Sebelum dihidangkan, di atas mi ditaburkan
irisan daun bawang, daun ketumbar, atau bawang
bombay sebagai penyedap.
Kuah
dibuat dengan cara menggodok potongan besar daging sapi, tulang sapi,
atau buntut sapi dengan perlahan hingga didapat kaldu yang
kental, namun bening. Proses pembuatan kuah untuk phở bisa
berlangsung berjam-jam hingga sehari semalam. Rempah-rempah untuk kaldu terdiri
dari jahe, kayu manis, dan bunga lawang. Phở sering
dihidangkan bersama cakwe, dan dinikmati dengan tambahan sambal
botol, kecap ikan, cuka, atau perasan jeruk limau.
Secara
tradisional, Pho dibuat dengan kaldu sapi, tapi ayam juga telah digunakan sejak
tahun 1940-an karena saat itu pendudukan Jepang di Vietnam mengakibatkan
kelangkaan sapi.
Sapi
memang tidak biasa digunakan pada kuliner Vietnam saat pergantian abad itu
karena ternak ternak adalah binatang yang berharga dipakai untuk membantu
bekerja. Namun, dengan kedatangan kolonial Prancis yang mengenalkan
makanan steak, keberadaan tulang-tulang dan sisa potongan daging akhirnya
digunakan untuk membuat sup.
Beberapa
pakar makanan, seperti Didier Corlou, mantan kepala koki Hotel Metropole di
Hanoi yang telah mempelajari masakan Pho selama beberapa dasawarsa,
berpendapat Pho adalah makanan Vietnam yang dipengaruhi kultur Prancis.
"Nama
'Pho' mungkin berasal dari 'pot au feu' --yang artinya hidangan Prancis,"
kata Carlou, yang menunjukkan kesamaan sajian bawang bombay panggang khas
Prancis dan bawang merah panggang pada Pho.
Teori
lainnya, kata Corlou, adalah sewaktu Pho pertama kali dijual oleh penjaja
makanan keliling dengan menggunakan mangkuk dan tembikar bakar -- yang di
Prancis dinamakan 'coffre-feu', nama itu berasal dari teriakan "feu?"
"feu!" untuk mengatakan bahwa mie sup itu tersedia.
Argumen
lain mengatakan Pho awalnya berasal dari seorang tukang masak berbakat di kota
Nam Dinh, pusat tekstil terbesar di Vietnam pada zaman kolonial di mana orang
Prancis dan pekerja Vietnam bekerja bersama. Tukang masak itu membuat sup untuk
pekerja asal dua kebangsaan tersebut.
Walau
bahan-bahan utama untuk Pho tetap sama, Corlou mengatakan hidangan itu harus
terus berkembang. Pada tiga restoran miliknya, Corlou menyajikan Pho salmon dan
juga Pho au fois gras atau Pho dengan hati angsa yang dijual dengan harga $10
semangkuk. "Anda tidak bisa menaruh Pho di museum," ujarnya.
Dalam
dasawarsa terakhir, versi lokal baru dari makanan klasik seperti lumpia segar
yang dibuat dari bihun juga telah berkembang.
Sama dengan Vietnam yang semakin berkembang, keberadaan Pho juga beigtu dan bahkan ada juga Pho yang dijual lebih mahal, contohnya adalah Pho dengan daging sapi kobe yang dijual seharga $40 semangkuk.
Namun, menurut juru masak Vietnam, selain menambahkan lebih banyak daging, tidak ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memvariasikan Pho.
"Pho adalah hidangan yang hebat. Menurut saya, kita harus menghargai bahwa itu adalah milik Vietnam," kata Tracey Lister, direktur Pusat Masakan Hanoi.
Sama dengan Vietnam yang semakin berkembang, keberadaan Pho juga beigtu dan bahkan ada juga Pho yang dijual lebih mahal, contohnya adalah Pho dengan daging sapi kobe yang dijual seharga $40 semangkuk.
Namun, menurut juru masak Vietnam, selain menambahkan lebih banyak daging, tidak ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memvariasikan Pho.
"Pho adalah hidangan yang hebat. Menurut saya, kita harus menghargai bahwa itu adalah milik Vietnam," kata Tracey Lister, direktur Pusat Masakan Hanoi.
"Pho
sungguh mewakili sajian asal Vietnam. Itu merupakan makanan yang sederhana
namun mutakhir. Sangat elegan dan juga klasik," katanya.
Lamian adalah mi
tarik ala Tionghoa. Lamian dibuat dengan cara memuntir, menarik,
membentangkan, dan melipat adonan tepung terigu sehingga membentuk
benang-benang mi tipis. Panjang dan ketebalan benang mi bergantung kepada
berapa kali adonan ini dilipat dan dibentangkan. Cara unik membuat mi ini
asli berasal dari Tiongkok. Kitab Songshi Yangsheng
Bu (Tionghoa: 宋氏養生部), yang ditulis oleh Song Xu
berasal dari tahun 1504, menulis mengenai deskripsi paling awal cara pembuatan
lamian.Baik ramen Jepang ataupun ramyeon Korea dipercaya
sebagai produk turunan dari lamian Tionghoa.
Catatan
tua yang merekam bahwa mie pertama kali dibuat saat jaman Dinasti Han di China
tahun 25-200. Kemudian pada tahun 2005, ditemukan mie tertua yang berumur 4000
tahun di daratan China.
Mie
tertua yang pernah ditemukan menyerupai Mie La Mian modern di China. La Mian
secara harfiah berarti "mie tarik." Mie ini dibuat dengan tangan dan
terbuat dari gandum.
Caranya,
adonan mie dipelintir dan ditarik sampai panjang yang kemudian dipotong
tipis-tipis. Mie jenis ini digunakan dalam sup dan kentang goreng.
La Mian
Mie mirip dengan Mie Lo Mein Kanton, tapi jauh lebih tipis daripada kebanyakan
Mie Lo Mein yang disajikan di Amerika.
Dikutip dari http://www.apakabardunia.com
Dikutip dari http://www.apakabardunia.com
9. Mie
Titik
Jika
anda pernah berkunjung ke Makassar pasti anda akan menjumpai masakan kuliner
yang cukup terkenal yaitu Mie Titi. Jika belum menjumpai atau belum menikmati
kelezatan mie titi jangan bilang anda sudah pergi ke sana, cobalah mencari di
warung-warung sekitar anda atau mintalah petunjuk ke warga sekitar warung mana
yang menjual mie titi.
Konon
asal muasal dari mie Titi ini awalnya dibuat oleh Ang Kho Tjao yang merupakan
seorang warga keturunan Cina yang tinggal di Makassar. Ang Kho Tjao kemudian
mewariskan resep kuliner ini kepada ketiga anaknya dan menjadikan Mie Titi
mulai terkenal sejak tahun 1970-an. Ang Kho Tjao memberikan pengetahuan tentang
resep untuk tiga anaknya yaitu Hengky, ‘Awa, dan Titi.
Setelah
Ang Kho Tjao meninggal, bisnis mie kering dilanjutkan oleh anak-anaknya
secara mandiri. Titi itu adalah yang paling populer di Makassar, maka
nama “Mie Titi” menjadi identik dengan mie Makassar kering Makassar. Mie Kering
Di Makassar yang terkenal ada 4 yaitu Mie Titi, Mie Awa, Mie Hengky, dan Mie
Anto
Sejauh
ini yang paling terkenal hingga ke nusantara adalah mie titi…Hingga kini sudah
terdapat beberapa cabang di Makasar dan bahkan hingga ke Jakarta. Konon rasa
dari mie titi ini cukup istimewa dan tak kan didapatkan pada mie lainnya.
Harganyapun cukup kompetitif, hingga saat tulisan ini dibuat untuk 1 porsi mie
titi dijual seharga 15 ribu hingga 20 ribu rupiah. Sangat murah jika
dibandingkan dengan citarasanya yang istimewa. Penasaran dengan resep mie titi?
Berikut resepnya…
Halo
agan semua, hari ini ane mau menjelaskan tentang sejarah mie korea yang
terkenal yaitu Jajangmyeon. tanpa basa basi, langsung cekidot gan!
Jajangmyeon
adalah mie korea yang terkenal yang berasal dari masakan china Zha Jiang Mian
di wilayah Shandong China. Jajangmyeon ini adalah mie gandum yang dilumuri saus
kental dari kedelai hitam, daging yang dipotong kecil, sayuran serta tambahan
seafood. Jajangmyeon itu artinya mie saus goreng, Jajang: saus goreng dan
Myeon: mie.
Jajangmyeon
ini pertama kali dibuat di kota incheon, dimana orang china bermigrasi dan
mulai menetap di akhir abad 19. Hidangan tersebut pertama kali dikembangkan di
sebuah restoran Cina yang disebut Gonghwachun di Incheon sekitar tahun 1905.
Kota Incheon mensponsori 100 tahun kelahiran jajangmyeon" pada tahun 2005.
Jajangmyeon
Korea berbeda dari Zha jiang mian di China. Jajangmyeon di Korea menggunakan
saus kedelai Korea hitam termasuk karamel, dan bawang sedangkan Cina Zha jiang
mian tidak menggunakannya.
Dengan
100 tahun sejarahnya, jajangmyeon disebut salah satu makanan nasional dari
Korea Selatan. Jajangmyeon adalah hidangan yang terkenal karena harganya yang
murah serta rasanya yang lezat. Pada Maret 2009, enam juta porsi jajangmyeon
yang dijual di Korea Selatan per hari, dan terpilih sebagai salah satu dari 100
top simbol budaya Korea oleh Pemerintah Korea Selatan pada tahun 2006.
Jjajangmyeon
menggunakan mie tebal yang terbuat dari tepung terigu putih. Mie tersebut dibuat
seluruhnya dengan tangan bukan mesin. Mie yang dibuat menggunakan tangan
disebut sutamyeon dan dipuji di Korea Selatan sebagai bahan penting dari
jjajangmyeon yang baik dan bagus.
Saus
jajangmyeon dibuat dengan pasta kedelai gelap yang disebut chunjang. Pasta
tersebut terbuat dari kacang kedelai panggang dan karamel, disebut chunjang
ketika dipanaskan, sedangkan saus dipanaskan (berisi sayuran dan daging atau
makanan laut) disebut jjajang/saus goreng. Chunjang yang digoreng dengan bawang
yang dipotong berbentuk dadu, daging sapi atau babi cincang atau seafood, dan
bahan lainnya. Ketika memasak saus, biasanya daging ditambahkan untuk
mengurangi rasa asin saat chunjang dimasak, dan tepung kentang atau tepung
jagung ditambahkan untuk membuat saus menjadi kental. Saus disajikan panas di
atas mie, kadang-kadang dengan mentimun mentah yang sudah diiris.
Jjajangmyeon
sering disajikan dengan sedikit bawang mentah iris, dibumbui dengan cuka beras,
disertai dengan saus Jajang sedikit serta bawang yang diiris yang dicelupkan ke
saus jajang.
Komentar
Posting Komentar