Ingredien's #5
1.
Baking Soda
Dalam bentuk alami, baking soda dikenal
sebagai nahcolite, yang merupakan bagian dari mineral natron alamiah. Natron,
yang mengandung sejumlah besar natrium bikarbonat, telah digunakan sejak zaman
kuno. Misalnya, orang Mesir menggunakan natron sebagai sabun untuk tujuan
pembersihan. Kemudian, laporan anekdot sepanjang sejarah menunjukkan bahwa
banyak peradaban menggunakan bentuk baking soda ketika membuat roti dan makanan
lain agar melar/mengembang.
Namun, tidak sampai 1846 ketika Dr Austin
Gereja dan Dwight John mulai memproduksi dan menjual senyawa yang kita kenal
sebagai baking soda hari ini. Pada 1860-an, baking soda adalah fitur dalam buku
masak yang diterbitkan, dan pada 1930-an secara luas diiklankan sebagai 1 Come
1972 “agen medis yang terbukti.”, Ide untuk menyimpan kotak baking soda di
lemari es untuk menjaga makanan agar tetap segar.
Baking soda dipopulerkan oleh Arm &
Hammer lebih dari 150 tahun yang lalu, dan sementara banyak orang menyadari
kualitas serbaguna untuk memasak dan keperluan rumah tangga, beberapa orang
menyadari bahwa baking soda juga memiliki potensi sebagi obat.
manfaat baking soda (soda kue) untuk
pengobatan alamiah
1. Soda Baking Membantu Menyembuhkan
Pilek, Demam dan Flu
Beberapa orang percaya bahwa baking soda
dapat membantu menjaga keseimbangan pH dalam aliran darah. Hal ini mungkin
premis dasar di balik penggunaannya yang direkomendasikan untuk mengatasi
gejala pilek dan flu. Dalam booklet berjudul “Baking Soda Arm & Hammer
Penggunaan Medis,” diterbitkan pada tahun 1924, Dr S. Volney Cheney
menceritakan keberhasilan klinis dengan natrium bikarbonat dalam mengobati flu.
Berikut ini cara mudah mengatasi gejala
flu, cukup dengan melarutkan baking soda dalam segelas air dingin kemudian
diminum. Dosis yang dianjurkan dari Arm & Hammer Company untuk pilek dan
influenza kembali pada catatan tahun 1925 adalah:
2. Sakit Maag:
Saya secara pribadi merekomendasikan hal
ini kepada banyak orang, termasuk anggota keluarga dan telah terkejut betapa
sangat efektif itu. Ini masuk akal, karena baking soda akan segera menetralisir
asam lambung. Dosis biasanya 1-2 sendok teh dalam segelas penuh air.
3. Melepas Kesusupan benda dari dalam kulit
Tambahkan satu sendok makan baking soda
dengan segelas kecil air, lalu rendam daerah yang terkena, dua kali sehari.
Banyak pecahan akan keluar sendiri setelah beberapa hari menggunakan perawatan
ini.
4. Luka Bakar Matahar
Tambahkan ½ cangkir baking soda ke air
mandi suam-suam kuku, lalu rendam dalam bak mandi untuk bantuan alamiah. Ketika
Anda keluar, membiarkan kulit Anda mengering, ketimbang mengeringkan dengan
handuk. Anda juga dapat menambahkan campuran baking soda dengan air untuk
kompres dingin dan menerapkannya langsung pada luka bakar matahari.
5. Deodoran Alamiah:
Jika Anda ingin menghindari paraben dan
aluminium dalam deodoran dan antiperspirant, cobalah sejumput baking soda
dicampur dengan air sebagai gantinya. Ini pasta yang sederhana untuk membuat
deodoran alami yang efektif dan sederhana.
6. Peningkatan kinerja
olahraga (doping/perangsang):
pelari Jarak jauh telah lama terlibat dalam
praktek yang dikenal sebagai “doping soda” – atau minum kapsul baking soda.
Sebelum bertarung untuk meningkatkan kinerja, 3 ukuran yang berpikir untuk
bekerja sama dengan karbohidrat loading. Sementara saya tidak menyarankan Anda
mencoba ini di rumah, itulah contoh lain manfaat baking soda.
7. Penghilang plak
gigi dan pasta gusi:
Untuk gigi sangat efektif dan pasta gusi,
gunakan campuran dengan takaran enam dari baking soda dan satu dari garam laut
(6 berbanding 1). Masukkan dalam blender selama 30 detik, kemudian tempatkan
dalam wadah. Basahi ujung jari telunjuk Anda, ambil sejumlah kecil campuran
garam-soda, letakkan pada gusi Anda. Dimulai dengan gusi luar atas dan kemudian
bagian dalam atas, diikuti oleh luar bawah gusi kemudian bagian dalam yang
lebih rendah, oleskan campuran tersebut ke gigi dan gusi. Ludahkan
kelebihannya. Setelah 15 menit bilaslah mulut Anda. Campuran ini sangat efektif
dalam membunuh bakteri.
2.
Baking
Powder
Bakpuder (bahasa Inggris: baking
powder) adalah bahan pengembang yang dipakai untuk meningkatkan volume dan
memperingan tekstur makanan yang dipanggang seperti muffin, bolu, scone, dan
biskuit. Bakpuder bekerja dengan melepaskan gas karbon dioksida ke dalam adonan
melalui sebuah reaksi asam-basa, menyebabkan gelembung-gelembung di dalam
adonan yang masih basah, dan ketika dipanaskan adonan memuai; ketika adonan
matang, gelembung-gelembung itu terperangkap hingga menyebabkan kue menjadi
naik dan ringan.
Namun tahukah anda siapa penemu Baking
powder? Ia adalah Justus Liebig, pria Jerman yang lahir di Darmstadt,
Hessen pada 12 Mei 1803. Ia merupakan salah seorang perintis ilmu kimia modern
yang berkewarganegaraan Jerman. bersama rekan-rekannya ia telah menemukan
Baking powder.
Abangnya bekerja di sebuah apotek di
Darmstadt dan ia terpengaruh dan terkesan dengan berbagai peralatan dan bahan
kimia di sana. Pada saat itu, kimia masih banyak terpengaruh oleh sisa-sisa
alkimia pada abad-abad sebelumnya.
Ia mengambil studi kimia di Giessen, setelah magangnya dalam bidang apoteker di Bonn, Erlangen, dan Paris gagal. Atas dukungan Alexander von Humboldt, Justus Liebig diangkat tahun 1824 (pada usia 21 tahun) menjadi profesor di bidang kimia di Universitas Ludwig menggantikan
Profesor Wilhelm L. Zimmermann. Ia
menduduki posisi ini sampai tahun 1852 lalu pindah ke Uni Muenchen sebagai
profesor pula.
Ia banyak mengambil penelitian di bidang
kimia organik, suatu bidang yang pada masa itu masih sangat sulit dipelajari.
Atas inovasinya dalam pemisahan dan pengukuran nitrogen melalui analisis
karbon-hidrogen, serta penggunaan Aparatus Bola Lima, penelitian kimia organik
menjadi mudah dan dapat dilakukan secara rutin di laboratorium. Justus
Liebiglah yang pertama kali merancang tata laboratorium kimia modern, seperti
perlunya meja reaksi yang terpisah dari rak penyimpanan, atau penggunaan rumah
asam.
Sejak tahun 1830 ia memusatkan
penelitiannya pada bidang kimia fisiologi, dengan menyelidiki metabolisme pada
tumbuhan dan hewan. Tahun 1840 terbit bukunya yang berjudul Die organische
Chemie in ihrer Anwendung auf Agricultur und Physiologie ("Kimia organik
dan kegunaannya dalam pertanian dan fisiologi") yang segera membuatnya
dikenal secara internasional.
Dalam kariernya sebagai profesor di Giessen
Justus Liebig sering kali berselisih dengan dewan pengurus universitas dan
penguasa wilayah karena visinya yang ingin mengangkat Uni Giessen ke tingkat
internasional.
Justus Liebig (lalu disebut Justus von
Liebig sebagai penghargaan atas jasa-jasanya) menikah dan dikaruniai tiga orang
anak. Gedung laboratorium tempat ia bekerja kini dijadikan museum di kota Giessen.
Inovasi yang ditemukan Justus Liebig Justus
Liebig bukanlah penemu besar yang menemukan sesuatu yang sama sekali baru. Ia
lebih sebagai seorang kreatif dan inovator pada berbagai hal yang sudah ada
sehingga banyak hal menjadi lebih mudah dilakukan atau diperoleh, dan
memengaruhi masa-masa selannjutnya. Berbagai sumbangannya antara lain adalah:
Pengukuran pengeluaran karbondioksida oleh
tumbuhan secara tidak langsung,
Aparatus Bola Lima untuk pemisahan bahan
kimia,
Teknik pembuatan cermin menggunakan perak
nitrat dan bebas raksa,
Baking powder (bersama-sama dengan
muridnya),
Ekstrak daging (bouillon), diperuntukkan
bagi bayi-bayi agar tidak kekurangan giz
Bakpuder (Baking powder)
Bakpuder dipakai untuk menggantikan ragi
ketika rasa fermentasi tidak diingini pada makanan yang dihasilkan, atau ketika
adonan kurang memiliki sifat elastis untuk menahan gelembung-gelembung gas
lebih dari beberapa menit. Roti yang dibuat dengan memakai bahan pengembang
kimia disebut roti cepat.
Sebagian besar bakpuder yang tersedia di
pasaran dibuat dari unsur basa (biasanya soda kue yang juga dikenal sebagai
natrium bikarbonat ditambah satu atau lebih garam asam, dan pati lembam
(umumnya pati jagung, meskipun pati kentang juga dapat digunakan). Bakpuder
adalah sumber karbon dioksida, dan reaksi asam-basa yang terjadi lebih tepat
dijelaskan sebagai dekomposisi soda kue setelah diaktifkan oleh asam, sesuai
persamaan berikut:
NaHCO3 + H+ → Na+ + CO2 + H2O
Penambahan pati lembam dalam bakpuder memiliki beberapa kegunaan, terutama untuk menyerap kelembapan. Dengan terserapnya kelembapan, umur simpan dapat lebih lama karena mencegah terjadinya reaksi unsur asam dan basa secara prematur. Selain itu, bubuk yang kering juga dapat bercampur dengan mudah, dan bentuk tepung memungkinkan penimbangan yang lebih akurat.
Asam di dalam bakpuder dapat berupa
aksi-cepat atau aksi-lambat. Asam aksi-cepat beraksi dalam campuran basah
dengan bakpuder pada suhu ruang, sementara asam aksi-lambat tidak akan bereaksi
hingga dipanaskan di dalam oven. Bakpuder yang terdiri dari asam-asam
aksi-cepat dan aksi-lambat disebut double acting (aksi ganda); bakpuder yang
hanya berisi satu asam disebut single acting (aksi tunggal). Bakpuder double-acting
hanya melepaskan sebagian gas sewaktu adonan masih basah, dan adonan naik untuk
kedua kalinya sewaktu dipanggang di dalam oven, bakpuder double-acting menjamin
adonan kue panggang menjadi naik, sehingga selisih waktu antara mengaduk adonan
dan memanggang tidak begitu memengaruhi hasil akhir kue. Bakpuder double-acting
inilah yang sekarang ini tersedia secara luas untuk konsumen, meskipun tidak
ditulis pada label. Garam asam suhu rendah yang umum, di antaranya krim tartar
dan monokalsium fosfat (juga disebut kalsium asam fosfat). Garam asam suhu
tinggi di antaranya natrium aluminum sulfat, natrium aluminum fosfat, dan
natrium asam pirofosfat.
3.
Yeast
Yeast
telah digunakan oleh manusia sejak dahulu untuk menghasilkan makanan dan
minuman yang diinginkan. Dapat dinyatakan disini bahwa yeast merupakan jasad
renik (mikroorganisme) yang pertama yang digunakan manusia dalam industri
pangan. Penggunaannya boleh dikatakan lama sebelum diketemukannya aksara. Dari
beberapa peninggalan Mesir kuno, yang ditulis dalam hieroglyf (tulisan Mesir
kuno), tercatat bahwa orang-orang Mesir zaman itu telah menggunakan yeast dan
proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti.
Minuman fermentasi tertua yang penah diketahui adalah bir yang sudah diproduksi
sejak tahun 4000 SM. Bir dibuat dari bahan baku antara lain :
1. Gandum
(Berley), padi-padian, bijian yang lain, yang diolah menjadi roti, kemudian
dihancurkan disuspensikan dengan air dan difermentasikan.
2. Rasanya
ada yang manis dan ada yang masam.
Pada saat
itu, fermentasi atau proses biokimia ini masih merupakan misteri dan bahkan
dianggap sebagai proses magis. Secara umum diyakini bahwa fermentasi dalam
membuat minuman beralkohol dan roti pada awalnya merupakan proses alami dari
aktivitas mikroba sebagai kontaminan didalam tepung, biji-bijian serta
sari-buah yang mengandung gula. Berbagai mikroba ini, termasuk yeast dan lactic
acid bacteria, yang pada umumnya terdapat pada berbagai biji-bijian dan
buah-buahan yang biasa ditanam. Disisi lain, leaven (biang roti) pada awalnya
merupakan media yang lembut seperti “adonan”. Sebagian kecil media itersebut
digunakan sebagai “starter” untuk membuat roti yang lebih banyak. Demikian
secara turun temurun proses ini dilakukan, penggunaan “starter” ini menimbulkan
kebiasaan untuk menyimpan sebagian dari bir, anggur atau “adonan” roti yang
baik untuk digunakan pada pembuatan berikutnya. Selama ratusan tahun, sudah
merupakan tradisi bagi pembuat roti (bakers) mendapatkan yeast dari hasil
produksi sampingan dalam pembuatan minuman anggur. Dengan demikian, boleh
dikatakan bahwa para pembuat roti ini juga merupakan pionir dalam memanfaatkan
mikroba untuk keperluan industri.
Baru
setelah diketemukannya mikroskop maka mulai dilakukan pengamatan tentang yeast
lebih seksama. Pekerjaan ini dipelopori oleh Louis Pasteur pada akhir tahun
1860 yang menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yang bertindak
sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk
menaikan adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya
untuk meng-isolasi yeast secara murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan
produksi yeast secara komersial untuk keperluan pembuatan roti. Jenis yang
dikembangkan adalah Saccharomyces cerevisiae yang disebut dengan Baker’s
yeasts. Sejak saat itu, perusahan roti, minuman dan para ahli mulai berupaya
untuk memproduksi strain murni yeast yang tepat untuk keperluan industri yang disesuaikan
dengan rasa dan keperluan kualitas serta karateristik lainnya. Sedangkan di
Indonesia yang dikenal dengan ragi untuk tape sebenarnya ada yang tidak murni
dari jenis yeast saja akan tetapi dicampur dengan jenis bakteri dimana
disesuaikan dengan kebutuhan produk yang akan dihasilkannya. Produk-produk yang
dihasilkan melalui aktivitas yeast seperti roti, bir, wine, vineger dan
sebagainya.
Di
Indonesia dalam hal memproduksi makanan tradisional ataupun makanan fermentasi
dengan menggunakan yeast masih belum begitu membudaya jika dibandingkan dengan
penggunaan bakteri atau jamur seperti: Rhizopus spp., Aspergillus spp.,
Penicillium spp., Mucor spp. dan yang lainnya. Bahkan terlihat sangat
tertinggal jauh dengan starter yang berasal dari kelompok bakteri asam laktat
(BAL) “friendly bacteria” yang biasanya dipakai sebagai Probiotic. Probiotic
adalah sekelompok mikroba hidup yang menguntungkan dan digunakan untuk
mempengaruhi induk semang melalui perbaikan mikroorganisme dalam saluran
pencernaan (Fuller 1992). Sebagai contoh misalnya pada pembuatan produk susu
asam, yogurt, yakult, minuman susu asidophilus, bifidus, nata de coco dan lain
sebagainya. Hal ini terutama disebabkan karena kurangnya pengetahuan dalam
pemanfaatan dan perekayasaan yeast sebagai starter ataupun agen dalam dalam
proses fermentasi. Selain itu, secara teknis dirasakan juga kesukaran dalam
memperoleh dan mengembangkan spesies yang diinginkan.
Komentar
Posting Komentar