DESCRIBES SOME FOODS IN MY INTERNSHIP PLACE #12


1.   Laksa Singapore
Laksa adalah mie berkuah gurih dan pedas, yang merupakan warisan kuliner budaya Peranakan campuran dari unsur China dan Melayu yang banyak ditemui di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Asal-usul nama “laksa” tidak begitu jelas. Ada tiga teori mengenai penamaan laksa. Pertama, laksa berasal dari bahasa Hindi “lakhshah” merujuk pada jenis sohun. Kedua, kata “laksa” berasal dari kata China “sha la” (diucapkan “latsa” dalam bahasa Kantonis), yang berarti “pasir gurih” dikarenakan udang air tawar memberikan tekstur berpasir untuk sausnya. Sedangkan teori terkini adalah bahwa nama laksa berasal dari kata bahasa Hokkien yang berarti “kotor” dikarenakan penampilannya.

Bumbu Halus :
·         12 buah Cabe merah, buang bijinya
·         100 gr Ebi, rendam hingga lunak, haluskan
·         5 cm Jahe
·          10 butir Bawang merah
·         5 siung Bawang putih
·           1 sdt Terasi matang
·         4 cm Kunyit bakar
·         1 sdm Ketumbar butiran, sangria
Ingredins :
·         5 sdm Minyak untuk menumis
·          4 cm Lengkuas, memarkan
·         2 batang Serai, ambil bagian putihnya, memarkan
·         10 lembar Daun jeruk purut
·         1/2 liter Santan
·         2 1/2 sdt Garam
·          1 sdt Gula pasir
·          600 gr Udang galah, kupas, sisakan ekornya
·         100 gr Tahu pong, potong segitiga, goring
·          150 gr Daging ayam rebus, suwir-suwir
·          100 gr Fish cake siap pakai, iris tipis
Pelengkap :
·         150 gr Mie laksa, rendam hingga lemas, tiriskan
·         150 gr Toge, rebus sebentar, tiriskan
·         Jeruk nipis secukupnya
·         Daun kesum cincang untuk taburan
Cara Membuat :
1)    Panaskan minyak, tumis bumbu halus, lengkuas, serai dan daun jeruk hingga harum. Tambahkan santan, garam dan gula. Aduk dan didihkan
2)   Tambahkan udang, tahu, ayam dan fish cake, aduk. Masak hingga matang. Angkat
3)   Taruh mie laksa dan toge ke dalam mangkuk, lalu siram dengan kuah laksa. Tambahkan perasan jeruk dan taburan daun kesum. Sajikan hangat
 Rasa : Sangat gurih, sedikit pedas dan kaya akan rempah-rempah
Tekstur : Berkuah dan cair
Warna : Kemerahan, hampir menyerupai tom yam.
2.     Ketoprak
Meski mudah ditemui di Jakarta, nyatanya asal usul makanan ini masih dipertanyakan. Sebagian orang meyakini ketoprak menjadi salah satu makanan khas Betawi, suku mayoritas warga Jakarta. Namun ada juga yang menyebut makanan ketoprak berasal dari daerah Cirebon. Pendapat lain mengatakan, ketoprak justru berasal dari Jawa Tengah. Belum ada bukti pasti yang menegaskan bahwa satu di antara ketiga daerah itu menjadi asal lahirnya makanan ketoprak. 

 Selain asalnya yang masih misterius, hal unik lain dari makanan ketoprak adalah soal namanya. Banyak pendapat soal dari mana nama ketoprak muncul. Ada yang menyebut ketoprak merupakan singkatan dari ketupat toge dan digeprak. Sebaliknya, ada juga yang menyebut penamaan ketoprak bermula ketika seorang pria yang ingin makan. Kemudian, dengan bahan makanan yang ada saat itu seperti ketupat dan toge, dia coba meramu dengan menambahkan sejumlah bahan. Dia mengambil bawang putih, cabai rawit dan beberapa butir kacang, lalu digiling dengan ditambahkan sedikit air. 
 Ketupat dan toge itu kemudian dicampurkan ke dalam gilingan kacang yang menjadi kuah. Setelah dia sajikan di piring, pria itu belum mempunyai ide menamakan apa makanannya itu. Sambil terus berpikir, piring yang dipegang terjatuh dan bunyi 'ketuprak' Bunyi piring yang jatuh kemudian menginspirasinya memberikan nama untuk campuran ketupat, toge dan kuah kacang itu menjadi ketoprak. Lagi-lagi, belum ada yang memastikan benar tidaknya ragam pendapat itu.

 Bahan Saus Kacang :
·         75 gr Kacang tanah, goring
·         1 siung Bawang putih
·         2 buah Cabai rawit
·         25 gr Gula merah, serut
·         75 ml Air asam jawa
·         1/4 Garam
 Bahan :
·         1 buah Ketupat, potong kotak
·         3 buah Tahu kuning, goreng dan potong kotak
·         50 gr Toge, seduh
·          60 gr Bihun, seduh
 Cara Membuat :
·         Saus : Haluskan bawang putih dan cabai rawit, lalu tambahkan kacang dan gula merah, haluskan lagi. Kemudian tambahkan air asam dan garam. Aduk rata, sisihkan
·         Tata ketupat, tahu, toge dan bihun di atas piring, lalu siramkan dengan saus kacang. Sajikan
 Rasa : Asin, manis, gurih dan sedikit pedas
 Tekstur : Padat dan kental
Warna : Campuran warna setiap komponennya bervariasi dan warna cokelat gelap sausnya lebih menonjol, hampir sama dengan gado-gado dan pecel
3.    Rujak Buah
 Asal mula rujak buah tidak diketahui secara pasti. Namun, makanan ini begitu erat dengan tradisi masyarakat Jawa. Dalam tradisi Jawa, biasanya diadakan acara syukuran ketika kehamilan seorang wanita memasuki usia tujuh bulan. Rujak buah adalah makanan yang kerap dijumpai dalam acara tujuh bulanan tersebut. Berbeda dengan rujak biasa, rujak yang dipakai dalam upacara ini menggunakan bahan dari kulit bagian dalam kelapa muda yang dicincang sampai berbentuk serat pendek dan kecil-kecil dan dicampur dengan cincangan kecil buah-buahan. Selain rujak disertakan juga umbi-umbian (Jawa: kepolo pendem) yang sudah matang dan jajan tradisional bernama procot. 

Selesai upacara rujak ini dibagikan kepada tamu yang hadir. Ada kepercayaan bahwa apabila kebanyakan dari tamu rujaknya terasa sepat dan pedas maka anak yang sedang dikandung adalah seorang anak laki-laki. Sedangkan apabila rujak itu terasa segar dan manis sebagaimana rujak biasa maka yang dikandung itu adalah anak perempua. Terlepas dari itu semua, kini rujak buah dapat mudah dijumpai di mana saja.

Bumbu Rujak :
·         50 gr Kacang tanah, sangria
·         10 buah Cabai rawit
·          250 gr Gula jawa
·         3 sdm Gula pasir
·         1/2 sdt Garam
·          50 ml Air asam jawa
·         100 ml Air panas
Bahan :
·         50 gr Mangga, iris tipis
·          50 gr Bengkuang, iris tipis
·         50 gr Kedondong, iris tipis
·          50 gr Ubi jalar kuning, iris tipis
·         50 gr Jambu air, potong menjadi 4 bagian
Cara Membuat :
1)    Bumbu rujak : Ulek cabai rawit, gula jawa, gula pasir dan garam hingga halus, lalu masukkan kacang dan ulek lagi. Tambahkan air asam dan air panas, aduk rata. Sisihkan
2)   Tata buah di atas piring saji, kemudian tuangkan bumbu kacang. Sajikan
 Rasa : Manis, asam dan pedas
Tekstur : Sedikit berair dan renyah karena buahnya
 Warna : Sangat berwarna karena macam-macam buahnya dan juga coklat kehitaman dari bumbu kacangnya


Komentar

Postingan Populer